Cerita Dewasa - Sang Penebar benih
Wanita itu terus berusaha menahan beban tubuhnya sendiri dengan bertumpu pada meja kamar kos yang sederhana, bagian atas nya masih lengkap dengan seragam kerja di salah satu restoran cepat saji yang menyediakan pizza namun bagian bawahnya sudah lepas dan meninggalkan bokong mungil serta vagina yang merekah.
Di vagina tersebut penis pria tersebut keluar masuk lewat gaya yang di kenal dengan standing-doggy style, sudah 10 menit ia memompa vagina wanita itu dengan menggunakan kondom tipis berwarna hitam yang ia beli di minimarket 1 jam yang lalu. Suara erangan wanita itupun tertahan karena disamping kos nya memang sedang padat penghuni akibat baru baliknya penghuni pasca libur natal dan tahun baru.
"mas, aku lemas udah gak tahan" kata wanita itu
"udah jangan bawel lah, tahan sedikit lagi" pria itu menjawab
"aku susah keluar kalau pakai kondom, aku lepas ya" pria itu request sesuatu yang tidak mungkin bagi wanita itu.
"jangan mas, aku gak mau ambil resiko, ini minggu-minggu aku subur" dia menjawab.
Pria itu tidak menjawab dan terus memompa dari belakang dan memang sulit baginya keluar sperma apabila terus pakai kondom.
"mas, aku lemas, serius udah gak tahan", Tetiba tubuhnya terkulai lemas, dan sekejap direbahkanlah wanita itu ke kasur lantai yang agak tipis namun masih empuk untuk tidur.
"mas, aku udah keluar 2x. Sudah puaskah kamu? aku ingin pulang kerumah" mohon wanita itu.
"puas darimana, nanti dulu, aku antar pulang kau nanti" jawab pria itu dengan keringat yang bercucuran karena memang di kos tersebut hanya ada kipas angin kecil khas kos laki-laki di sebuah daerah pinggir kota.
"ah.. oh.. ah ah ah!" erangan wanita itu kembali keluar seiring dengan masuknya kembali penis besar pria itu. Tubuh putih mulus wanita itu memang tidak terlihat semua karena si pria memang mengincar vagina yang sudah ia idam-idamkan sejak beberapa hari ini.
"ah mas.. cukup mas, sudah, aku lemas!"
"plis mas, aaah!!"
7 menit sudah berjalan dengan posisi missionari ini, jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam dan wanita itu dipompa tanpa ampun dan memeluk pria itu tanpa sadar dan..
"aaaaaah!!" wanita itu kembali tersentak tanda orgasme ke 3 sudah tercapai. Mata nya memutih sejenak diakhiri dengan hembusan nafas tersengal-sengal
namun sekali lagi. Sang pria belum menunjukkan tanda-tanda akan orgasme.
"saat nya membuahi" gumam pria tersebut. Dengan cepat pria itu melepas kondom yang terpasang di penisnya dan melempar tidak jauh dari kasur yang dipakai.
"hadap belakang lagi!" perintah pria itu. Wanita itu pun dengan lemah menurut perintah dan kembali menghadap belakang dengan tumpuan kedua siku . Dengan cepat masuklah lagi penis itu ke vaginanya "bless!"
"ohhh! nikmat banget" pria itu merasakan nikmat yang berbeda dibanding masih pakai kondom tadi. Kemudian pria itu memompa dengan lumayan kencang, sambil menarik pundak wanita itu ke arahnya agar penis yang masuk lebih dalam dan dalam lagi.
wanita itu merasakan hal yang berbeda dengan penisnya, terasa lebih berurat dan keras dibanding tadi.
"mas,masih pakai kondom kan?" tanya wanita itu
"ahhh ooh!! ahhh ohh, aku mau keluar!" pria itu tidak menjawab malah lebih memompa vagina wanita itu dengan terus menarik pundaknya ke arah belakang.
wanita tersebut seketika melihat kondom yang terlepas di sisi sebelah kanan dekat kasur dan panik minta dilepas dari pompaan penis pria itu.
"mas, jangan di dalam, nanti aku hamil aah..!" wanita itu panik.
"plis mas cabut, uugh! aku gak mau hamil" wanita itu berusaha berontak agak lepas dari pompaan pria itu, namun karena tenaga nya sudah habis dan tubuh pria itu jauh lebih kuat maka usahanya sia-sia"
"jangan mas plis,, hiks hiks" wanita itu mulai menangis perlahan, dia tahu pria ini akan menumpahkan benihnya ke dalam rahim subur dia.
"ahh ahhkk, aku udah gak tahan!! aaah!!". crot crot crot, sambil terus memompa pria itu menumpahkan sperma nya kedalam rahim wanita tersebut. Satu hentakan diiringi muncratnya benih terakhir didorongnya sampai mentok ke dalam vagina wanita itu.
"ooohh sayang, enak banget!" lenguh pria tersebut. Kemudian mereka berdua bertindihan sambil tengkurap karena lelah.
"hiks, hikss.. mas tega, gak sesuai sama perjanjian awal" wanita itu menangis.
"sudahlah, nanti kan ada tunanganmu yang tanggungjawab kalau kamu hamil. Setidaknya kamu sudah berusaha untuk aku kan" jawab pria itu.
wanita itu masih menangis sesegukan, kemudian ke kamar mandi untuk bersih-bersih diri. Pria itu kemudian duduk dan beristirahat.
Setelah kembali dari kamar mandi, wanita itu dihajarnya lagi sampai pagi. pria itu mencoba berbagai posisi, dari woman on top, sampai missionari, dan tentunya semua sperma yang ada di penisnya di tumpahkan semua ke dalam rahim wanita tersebut.
sang wanita hanya bisa pasrah menerima perlakuan pria itu, dan hanya berdoa semoga tidak hamil dan dapat melanjutkan kehidupannya lagi.
Wanita itu bernama Yuri, 21 Tahun seorang karyawati restoran yang kebetulan pria itu adalah supervisornya sendiri. Yuri baru 3 hari bekerja dan masih dalam tahap magang sblm naik menjadi karyawan tetap. Yuri sudah bertunangan dengan seorang manager hotel namun berbeda kota, sehingga mereka LDR.
Yuri dengan tunangannya memang kerap pacaran nakal namun tetap save sex menggunakan kondom sehingga tidak menimbulkan resiko apapun, hingga suatu hari kenakalannya tersebut menjadi malapetaka baginya. Terlebih diketahui oleh supervisornya sendiri yang merupakan seorang "Penyebar Benih", ia tidak peduli apakah itu perawan, tunangan orang, pacar orang, selingkuhan orang. Selama itu bukan istri orang, ia akan terus menebar benihnya ke setiap wanita yang ia kehendaki. Baginya sperma harus tertuang ditempat yang semestinya.
---------------------------------
5 tahun sebelum kejadian
---------------------------------
"bro, lo yakin kita ambil kerjaan ini?" kata Supri.
Supri adalah seorang pria dengan badan kurus, berambut keriting, usia nya saat ini kurang lebih 40 tahun. Dia adalah seorang bujang lapuk, namun bukan perjaka. Perjaka nya hilang karena pernah "menaiki" istri tetangga yang bohay, hingga hamil dan melahirkan anak ke 2 nya. Supri adalah seorang pekerja keras, akan bekerja setelah keras. Dan tentunya Si Penebar Benih bukanlah Supri, melainkan rekannya yang boleh kita sebut Otong.
Otong merupakah pria dengan badan gempal, namun masih menyisakan kekar di lengan dan dada nya. Rambutnya ikal, pendek, hidungnya bulat dan tatapan mata nya tajam. Tubuhnya terdapat beberapa bekas luka, dan tatoo, hasil petualangan hidup yang membekas. Maklum, hidup di kota harus mempunyai kemauan yang keras dan kemaluan yang kuat. Otong mempunyai kelebihan dalam libido nya, setiap minggu dia harus segera menuntaskan nafsu syahwatnya yang sangat tinggi, terlebih ukuran penis dan jumlah cairan sperma yang di semburkan bukan ukuran normal kebanyakan. Otong bisa memuncratkan sperma 3-4 kali lebih banyak dari orang biasa, itulah kenapa banyak korban-korban-nya terasa dijejali selang air ketika Otong berejakulasi di mulut mereka dan karena itulah juga Otong merasa sangat mubazir jika jumlah sperma jumbo miliknya hanya dikeluarkan di luar tubuh wanita, minimal mereka harus menelannya kata Otong berkelakar.
"Iya lah Pri, ini tuh adalah langkah awal kita menuju kesuksesan" kata Otong.
"Sukses darimana, cuman jaga kebon orang doang, gaji gak seberapa, cuman dapet makan sama rokok aja" Supri mulai mengeluh. Karena sekian lama, dia hanya bekerja serabutan tidak menentu.
Ijazahnya yang hanya sampai SD membuat dia tidak punya pilihan lain, selain jadi kuli di pasar, kuli proyek, atau pekerjaan sekarang bareng si Otong jadi penjaga kebun Tebu.
"Ini tuh kebun tebu punya orang besar di Jakarta, tugas kita cuman jaga 1 bulan dulu sebagai percobaan. Kalau kerja kita OK, kita akan berangkat ke Jakarta buat ketemu sama boss besar kita" Kata Otong mencoba menjelaskan ke Supri.
"Emang boss kita siapa sih Tong?" Tanya Supri
"Rahasia, nanti lu juga tahu sendiri" Kata Otong.
"Pake rahasia segala lu, gue kan temen lu lama bro" Jawab Supri.
Otong dan Supri memang bukan orang baru yang saling mengenal, mereka sudah akrab sejak belasan tahun lalu ketika mereka berdua bekerja di sebuah pabrik karet di kota kecil. Keduanya mempunya hobby yang sama yaitu, berhubungan kelamin dengan wanita mana saja. Tidak peduli apakah seorang mahasiswi, istri orang, janda, sampai perawan sekalipun yang terpenting adalah sperma mereka harus mengucur deras ke rahim wanita yang mereka tiduri tanpa halangan apapun.
"yaudah kita istirahat dulu dah di pos 1, tuh di depan 100m lagi sampe kita" Kata Otong.
Pos 1 adalah lokasi tempat penjaga kebun tebu beristirahat atau sekedar duduk-duduk santai setelah memutari kebun tebu seluas 15 Hektar ini, Pos terbuat dari triplek dan kayu, terdapat 1 teras dan 1 kamar kosong yang cukup untuk 3 orang untuk bermalam beralaskan triplek juga. Terdapat juga lampu 10 watt sebagai penerang, dan sebuah tong besar berisi air sungai untuk mandi sekedarnya. Mirip bangunan semi permanen proyek bangunan.
Posisi pos 1 pun tidak terlalu jauh dari jalan utama kampung sekitar, hanya sekitar 500m namun memang ada jalan-jalan tertentu yang hanya penjaga yang tahu untuk menuju Pos 1 tersebut jika masuknya melalui jalan utama tersebut.
Namun belum sampai Pos 1, Supri mendengar ada suara2 dari depan, suara percakapan seorang pria dengan wanita.
" Eh Tong, denger gak? ada suara dari arah pos". Kata Supri sambil menghentikan langkah dan berbisik ke arah Otong.
"Iya gue denger sih dikit" Timpal Otong
"Kita intip yuk pelan2, lo dari arah sana, gue dari sini, siapa tau itu maling atau orang sirik yang mau merusak masa panen tebu tahun ini" Kata Supri sambil mengarahkan Otong untuk ke arah berlawanan dengan Supri.
Mereka berdua kemudian menyelinap, Otong sudah menggapai bagian bawah jendela kamar Pos 1 berbahan triplek tersebut, sedangkan Supri mencoba mengintip dari celah-celah Pos yang bolong di sudut yang lain, setelah ia gagal mengintip dari pintu kamar karena terkunci dari dalam.
Lalu 1 menit kemudian terlihatlah dua anak muda, pria dan wanita sedang berpelukan sambil berciuman satu sama lain dengan posisi berdiri. Di dalam kamar terdapat 1 unit motor matic dengan kunci masih menggantung.
"Gila nih anak, biar gak ketahuan motornya dimasukin ke dalam" Gumam Otong dalam hati. Otong yang melihat Supri kesulitan mengintip, mengisyaratkan supaya mendekat dan melihat dari jendela yang sama. Akhirnya mereka berdua pun mengintip bersama-sama.
"Aku sayang sama kamu Okta" ucap pria itu sambil mencium bibir yang sepertinya pacarnya.
"Jangan tinggalin aku ya.., walau kita akan pisah kampus aku mau kamu tetap sama aku" jawab wanita tersebut.
Si pria kemudian terus menciumi bibir serta leher sang wanita yang diketahui awal bernama Okta. Tangan si pria menjamah dada Okta dengan penuh nafsu, dan mulai melepas kancing kemeja Okta satu persatu.
"Aku gak mau ngelakuin disini Yang, aku takut" Kata Okta sambil menahan tangan si pria supaya tidak terlalu jauh. Namun si pria tetap melanjutkan aktivitasnya dengan menyingkap tengtop hitam Okta dan terpampangnya BH dan buah dada yang tidak terlalu besar. Si pria melanjutkan dengan membuka kait BH Okta, menyingkapnya ke atas, dan menyedot puting pink Okta.
Di jendela ujung, Otong dan Supri yang melihat pemandangan tersebut menelan ludah, kemudian saling melihat satu sama lain dan tersenyum. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan, Supri pun mengeluarkan handphone nya dan mulai merekam aktivitas yang mereka lihat tersebut.
Sambil merekam mereka pun berbisik:
"Anak jaman sekarang gila-gila ya, baru lulus-lulusan udah pada pinter beginian, gimana nanti kalo udah dewasa" kata Otong. Otong tahu mereka berdua adalah para siswa yang sedang merayakan lulus-lulusan/coret-coretan, terlihat dari seragam putih abu-abu mereka yang penuh dengan pilox, spidol, dan warna-warna lain.
"Kalo masih SMA mah, gak beranilah gue" Kata Supri sambil berbisik-bisik ke Otong.
"Eh germo, kalo udah coret-coretan, udah lulus begini usia mereka tuh 18 tahun lebih, paham!" Jawab Otong sambil menahan kesal
"Emang ya? gue gak tau bro soalnya kan gue cuma lulus SD aja hihihii" Timpal Supri
" Ssssst! jangan berisik, udah lu terus aja rekam. Gue mau tau batas tuh laki nya sampe mana. Mulus juga tuh ceweknya ya, kontol gue udah gak sabar mau muncratin nih" Timpal lagi Otong. Supri yang tadi dibentak halus Otong, cuma bisa geleng-geleng kepala sambil terus ngerekam.
Okta kemudian mendorong halus di pria agar bersandar di dinding kayu Pos itu, kemudian dia berlutut dan membuka resleting celana abu-abu si pria, si pria pun bergegas membuka kancing dan melorotkan semua celana panjangnya. Hanya menyisakan seragam atasnya saja. Okta tahu apa yang harus dilakukan, dengan fasih dia menjilat dan mengocok batang kemaluan pria itu hingga tegang maksimal.
"oohhh, okta.. sayang terus" pria itu meracah merasakan hangatnya mulut Okta di penisnya.
"aku belum pernah diginiin sama kamu sebelumnya, ohhh,,, aku udah gak tahan" Pria itu kemudian melepaskan bibir Okta dari penisnya. Kemudian mendirikan Okta kembali ke posisi semula. Okta kemudian berbalik badan dan menungging dengan bertahan di jok motor matic sang pria.
Si Pria pun tahu apa yang selanjutnya akan terjadi, di angkatnya rok abu-abu Otka yang penuh coretan pilox, lalu meloloskan celana dalamnya, dan mengusap-usap vagina Okta dengan tangannya. Kemudian si pria menjilat vagina Okta dari belakang, Okta yang mendesah menutup mulutnya sendiri supaya tidak berisik karena mereka bercinta di sebuah Pos yang berada hampir di tengah-tengah kebon tebu.
"aku masukin ya Yang" Izin si pria ke Okta
"pake kondom ya, ada di tas aku" Okta kemudian menunjuk kesebuah tas sekolah, dan si pria dengan sigap mengorek isi tas tersebut dan mendapati ada 2 kondom rasa buah. si pria menyobek bungkusnya, dan mulai memasang ke penisnya yang tidak terlalu besar itu.
Okta kemudian berbaring telentang bersamaan dengan sang pria di atasnya, dengan perlahan penis itu mulai masuk sedikit demi sedikit, dan genjotan dimulai. Dua anak muda sedang dimaduk asmara dan nafsu sama-sama mendengus, mendesah, dan merem melek merasakan kenikmatan surga dunia.
"ini adalah kedua kalinya kamu nidurin aku, setelah bulan lalu kamu merawanin aku di villa itu" Okta membisikan kenangan 1st time sex kepada pasangannya itu
"iya sayangku Okta, maaf ya, itu karena aku sangat mencintaimu" Jawab pria itu sambil terus memompa vagina Okta dengan cepat.
Tidak terasa dengan posisi misionaris ini sudah memakan lebih dari 7 menit, mereka kemudian berganti posisi menjadi Woman On Top. Dengan posisi ini si pria leluasa memainkan payudara Okta, walau seragam putihnya tidak terlepas sempurna, namun itu yang menjadikan Okta lebih sensual. Okta yang terus bergoyang dari atas, kemudian merasakan ada sesuatu yang akan datang, ia mempercepat goyangan vagina nya ke penis itu dan ya itulah orgasme datang!. Tubuh semampainya pun bergetar hebat dan ambruk memeluk si pria, buih keringatnya membasahi seragam putih keduanya ditambah kondisi pos yang non-AC menjadikan permainan sex mereka semakin membara.
"sayang, dari belakang yuk". Okta kemudian menungging, dan dengan cepat si Pria memasukan penisnya lagi ke vagina Okta. Genjotan agak cepat pun dilakukan si pria, mengingat sudah hampir 40 menit mereka bersetubuh, rasanya inilah waktu yang tepat untuk menuntaskan. Dengan posisi doggy style ini vagina Okta kian merapat, ditambah eluhan Okta yang sangat menggairahkan.
"ooooh,, ouch.. keluarin sekarang aja yang" Minta Okta kepada si pria
" sebentar lagi sayang, ohhh... enak banget meki kamu yang" Jawab si pria sambil menggenggam rambut panjang Okta dari belakang hingga wajah Okta mendongak ke atas.
" ahhh! ambil nih peju aku...." si pria akhirnya mencapai puncaknya, dia memuncratkan sperma nya di vagina Okta dan tertampung aman di dalam kondom,
"ahhh sayang, seandainya gak pake kondom yang, pasti lebih enak" Minta si pria sambil melepas perlahan penis berkondomnya dari vagina Okta. Okta yang sudah lemas, membaringkan badannya tengkurap. Di susul oleh si pria disampingnya.
"apa kata kamu? kalo gak pake kondom? no way ya, dari awal juga aku mau ngelakuin ini sama kamu karena sayang dan ada masa depan yang harus aku jaga lho". Jawab ketus Okta.
Namun tiba-tiba
Brak!!
pintu pos 1 terbuka dengan keras, belum sempat mereka bangun. Terlihat 2 orang pria berpakaian lusuh mencoba untuk masuk ke dalam, ya mereka Otong dan Supri.
"menjaga masa depan yang gimana? masa depan ini" ujar Otong sambil memberi lihat dari jauh rekaman persetubuhan Okta dan si pria. Supri yang berdiri di samping Otong tersenyum melihat Okta yang melotot ketakutan.
Di vagina tersebut penis pria tersebut keluar masuk lewat gaya yang di kenal dengan standing-doggy style, sudah 10 menit ia memompa vagina wanita itu dengan menggunakan kondom tipis berwarna hitam yang ia beli di minimarket 1 jam yang lalu. Suara erangan wanita itupun tertahan karena disamping kos nya memang sedang padat penghuni akibat baru baliknya penghuni pasca libur natal dan tahun baru.
"mas, aku lemas udah gak tahan" kata wanita itu
"udah jangan bawel lah, tahan sedikit lagi" pria itu menjawab
"aku susah keluar kalau pakai kondom, aku lepas ya" pria itu request sesuatu yang tidak mungkin bagi wanita itu.
"jangan mas, aku gak mau ambil resiko, ini minggu-minggu aku subur" dia menjawab.
Pria itu tidak menjawab dan terus memompa dari belakang dan memang sulit baginya keluar sperma apabila terus pakai kondom.
"mas, aku lemas, serius udah gak tahan", Tetiba tubuhnya terkulai lemas, dan sekejap direbahkanlah wanita itu ke kasur lantai yang agak tipis namun masih empuk untuk tidur.
"mas, aku udah keluar 2x. Sudah puaskah kamu? aku ingin pulang kerumah" mohon wanita itu.
"puas darimana, nanti dulu, aku antar pulang kau nanti" jawab pria itu dengan keringat yang bercucuran karena memang di kos tersebut hanya ada kipas angin kecil khas kos laki-laki di sebuah daerah pinggir kota.
"ah.. oh.. ah ah ah!" erangan wanita itu kembali keluar seiring dengan masuknya kembali penis besar pria itu. Tubuh putih mulus wanita itu memang tidak terlihat semua karena si pria memang mengincar vagina yang sudah ia idam-idamkan sejak beberapa hari ini.
"ah mas.. cukup mas, sudah, aku lemas!"
"plis mas, aaah!!"
7 menit sudah berjalan dengan posisi missionari ini, jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam dan wanita itu dipompa tanpa ampun dan memeluk pria itu tanpa sadar dan..
"aaaaaah!!" wanita itu kembali tersentak tanda orgasme ke 3 sudah tercapai. Mata nya memutih sejenak diakhiri dengan hembusan nafas tersengal-sengal
namun sekali lagi. Sang pria belum menunjukkan tanda-tanda akan orgasme.
"saat nya membuahi" gumam pria tersebut. Dengan cepat pria itu melepas kondom yang terpasang di penisnya dan melempar tidak jauh dari kasur yang dipakai.
"hadap belakang lagi!" perintah pria itu. Wanita itu pun dengan lemah menurut perintah dan kembali menghadap belakang dengan tumpuan kedua siku . Dengan cepat masuklah lagi penis itu ke vaginanya "bless!"
"ohhh! nikmat banget" pria itu merasakan nikmat yang berbeda dibanding masih pakai kondom tadi. Kemudian pria itu memompa dengan lumayan kencang, sambil menarik pundak wanita itu ke arahnya agar penis yang masuk lebih dalam dan dalam lagi.
wanita itu merasakan hal yang berbeda dengan penisnya, terasa lebih berurat dan keras dibanding tadi.
"mas,masih pakai kondom kan?" tanya wanita itu
"ahhh ooh!! ahhh ohh, aku mau keluar!" pria itu tidak menjawab malah lebih memompa vagina wanita itu dengan terus menarik pundaknya ke arah belakang.
wanita tersebut seketika melihat kondom yang terlepas di sisi sebelah kanan dekat kasur dan panik minta dilepas dari pompaan penis pria itu.
"mas, jangan di dalam, nanti aku hamil aah..!" wanita itu panik.
"plis mas cabut, uugh! aku gak mau hamil" wanita itu berusaha berontak agak lepas dari pompaan pria itu, namun karena tenaga nya sudah habis dan tubuh pria itu jauh lebih kuat maka usahanya sia-sia"
"jangan mas plis,, hiks hiks" wanita itu mulai menangis perlahan, dia tahu pria ini akan menumpahkan benihnya ke dalam rahim subur dia.
"ahh ahhkk, aku udah gak tahan!! aaah!!". crot crot crot, sambil terus memompa pria itu menumpahkan sperma nya kedalam rahim wanita tersebut. Satu hentakan diiringi muncratnya benih terakhir didorongnya sampai mentok ke dalam vagina wanita itu.
"ooohh sayang, enak banget!" lenguh pria tersebut. Kemudian mereka berdua bertindihan sambil tengkurap karena lelah.
"hiks, hikss.. mas tega, gak sesuai sama perjanjian awal" wanita itu menangis.
"sudahlah, nanti kan ada tunanganmu yang tanggungjawab kalau kamu hamil. Setidaknya kamu sudah berusaha untuk aku kan" jawab pria itu.
wanita itu masih menangis sesegukan, kemudian ke kamar mandi untuk bersih-bersih diri. Pria itu kemudian duduk dan beristirahat.
Setelah kembali dari kamar mandi, wanita itu dihajarnya lagi sampai pagi. pria itu mencoba berbagai posisi, dari woman on top, sampai missionari, dan tentunya semua sperma yang ada di penisnya di tumpahkan semua ke dalam rahim wanita tersebut.
sang wanita hanya bisa pasrah menerima perlakuan pria itu, dan hanya berdoa semoga tidak hamil dan dapat melanjutkan kehidupannya lagi.
Wanita itu bernama Yuri, 21 Tahun seorang karyawati restoran yang kebetulan pria itu adalah supervisornya sendiri. Yuri baru 3 hari bekerja dan masih dalam tahap magang sblm naik menjadi karyawan tetap. Yuri sudah bertunangan dengan seorang manager hotel namun berbeda kota, sehingga mereka LDR.
Yuri dengan tunangannya memang kerap pacaran nakal namun tetap save sex menggunakan kondom sehingga tidak menimbulkan resiko apapun, hingga suatu hari kenakalannya tersebut menjadi malapetaka baginya. Terlebih diketahui oleh supervisornya sendiri yang merupakan seorang "Penyebar Benih", ia tidak peduli apakah itu perawan, tunangan orang, pacar orang, selingkuhan orang. Selama itu bukan istri orang, ia akan terus menebar benihnya ke setiap wanita yang ia kehendaki. Baginya sperma harus tertuang ditempat yang semestinya.
---------------------------------
5 tahun sebelum kejadian
---------------------------------
"bro, lo yakin kita ambil kerjaan ini?" kata Supri.
Supri adalah seorang pria dengan badan kurus, berambut keriting, usia nya saat ini kurang lebih 40 tahun. Dia adalah seorang bujang lapuk, namun bukan perjaka. Perjaka nya hilang karena pernah "menaiki" istri tetangga yang bohay, hingga hamil dan melahirkan anak ke 2 nya. Supri adalah seorang pekerja keras, akan bekerja setelah keras. Dan tentunya Si Penebar Benih bukanlah Supri, melainkan rekannya yang boleh kita sebut Otong.
Otong merupakah pria dengan badan gempal, namun masih menyisakan kekar di lengan dan dada nya. Rambutnya ikal, pendek, hidungnya bulat dan tatapan mata nya tajam. Tubuhnya terdapat beberapa bekas luka, dan tatoo, hasil petualangan hidup yang membekas. Maklum, hidup di kota harus mempunyai kemauan yang keras dan kemaluan yang kuat. Otong mempunyai kelebihan dalam libido nya, setiap minggu dia harus segera menuntaskan nafsu syahwatnya yang sangat tinggi, terlebih ukuran penis dan jumlah cairan sperma yang di semburkan bukan ukuran normal kebanyakan. Otong bisa memuncratkan sperma 3-4 kali lebih banyak dari orang biasa, itulah kenapa banyak korban-korban-nya terasa dijejali selang air ketika Otong berejakulasi di mulut mereka dan karena itulah juga Otong merasa sangat mubazir jika jumlah sperma jumbo miliknya hanya dikeluarkan di luar tubuh wanita, minimal mereka harus menelannya kata Otong berkelakar.
"Iya lah Pri, ini tuh adalah langkah awal kita menuju kesuksesan" kata Otong.
"Sukses darimana, cuman jaga kebon orang doang, gaji gak seberapa, cuman dapet makan sama rokok aja" Supri mulai mengeluh. Karena sekian lama, dia hanya bekerja serabutan tidak menentu.
Ijazahnya yang hanya sampai SD membuat dia tidak punya pilihan lain, selain jadi kuli di pasar, kuli proyek, atau pekerjaan sekarang bareng si Otong jadi penjaga kebun Tebu.
"Ini tuh kebun tebu punya orang besar di Jakarta, tugas kita cuman jaga 1 bulan dulu sebagai percobaan. Kalau kerja kita OK, kita akan berangkat ke Jakarta buat ketemu sama boss besar kita" Kata Otong mencoba menjelaskan ke Supri.
"Emang boss kita siapa sih Tong?" Tanya Supri
"Rahasia, nanti lu juga tahu sendiri" Kata Otong.
"Pake rahasia segala lu, gue kan temen lu lama bro" Jawab Supri.
Otong dan Supri memang bukan orang baru yang saling mengenal, mereka sudah akrab sejak belasan tahun lalu ketika mereka berdua bekerja di sebuah pabrik karet di kota kecil. Keduanya mempunya hobby yang sama yaitu, berhubungan kelamin dengan wanita mana saja. Tidak peduli apakah seorang mahasiswi, istri orang, janda, sampai perawan sekalipun yang terpenting adalah sperma mereka harus mengucur deras ke rahim wanita yang mereka tiduri tanpa halangan apapun.
"yaudah kita istirahat dulu dah di pos 1, tuh di depan 100m lagi sampe kita" Kata Otong.
Pos 1 adalah lokasi tempat penjaga kebun tebu beristirahat atau sekedar duduk-duduk santai setelah memutari kebun tebu seluas 15 Hektar ini, Pos terbuat dari triplek dan kayu, terdapat 1 teras dan 1 kamar kosong yang cukup untuk 3 orang untuk bermalam beralaskan triplek juga. Terdapat juga lampu 10 watt sebagai penerang, dan sebuah tong besar berisi air sungai untuk mandi sekedarnya. Mirip bangunan semi permanen proyek bangunan.
Posisi pos 1 pun tidak terlalu jauh dari jalan utama kampung sekitar, hanya sekitar 500m namun memang ada jalan-jalan tertentu yang hanya penjaga yang tahu untuk menuju Pos 1 tersebut jika masuknya melalui jalan utama tersebut.
Namun belum sampai Pos 1, Supri mendengar ada suara2 dari depan, suara percakapan seorang pria dengan wanita.
" Eh Tong, denger gak? ada suara dari arah pos". Kata Supri sambil menghentikan langkah dan berbisik ke arah Otong.
"Iya gue denger sih dikit" Timpal Otong
"Kita intip yuk pelan2, lo dari arah sana, gue dari sini, siapa tau itu maling atau orang sirik yang mau merusak masa panen tebu tahun ini" Kata Supri sambil mengarahkan Otong untuk ke arah berlawanan dengan Supri.
Mereka berdua kemudian menyelinap, Otong sudah menggapai bagian bawah jendela kamar Pos 1 berbahan triplek tersebut, sedangkan Supri mencoba mengintip dari celah-celah Pos yang bolong di sudut yang lain, setelah ia gagal mengintip dari pintu kamar karena terkunci dari dalam.
Lalu 1 menit kemudian terlihatlah dua anak muda, pria dan wanita sedang berpelukan sambil berciuman satu sama lain dengan posisi berdiri. Di dalam kamar terdapat 1 unit motor matic dengan kunci masih menggantung.
"Gila nih anak, biar gak ketahuan motornya dimasukin ke dalam" Gumam Otong dalam hati. Otong yang melihat Supri kesulitan mengintip, mengisyaratkan supaya mendekat dan melihat dari jendela yang sama. Akhirnya mereka berdua pun mengintip bersama-sama.
"Aku sayang sama kamu Okta" ucap pria itu sambil mencium bibir yang sepertinya pacarnya.
"Jangan tinggalin aku ya.., walau kita akan pisah kampus aku mau kamu tetap sama aku" jawab wanita tersebut.
Si pria kemudian terus menciumi bibir serta leher sang wanita yang diketahui awal bernama Okta. Tangan si pria menjamah dada Okta dengan penuh nafsu, dan mulai melepas kancing kemeja Okta satu persatu.
"Aku gak mau ngelakuin disini Yang, aku takut" Kata Okta sambil menahan tangan si pria supaya tidak terlalu jauh. Namun si pria tetap melanjutkan aktivitasnya dengan menyingkap tengtop hitam Okta dan terpampangnya BH dan buah dada yang tidak terlalu besar. Si pria melanjutkan dengan membuka kait BH Okta, menyingkapnya ke atas, dan menyedot puting pink Okta.
Di jendela ujung, Otong dan Supri yang melihat pemandangan tersebut menelan ludah, kemudian saling melihat satu sama lain dan tersenyum. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan, Supri pun mengeluarkan handphone nya dan mulai merekam aktivitas yang mereka lihat tersebut.
Sambil merekam mereka pun berbisik:
"Anak jaman sekarang gila-gila ya, baru lulus-lulusan udah pada pinter beginian, gimana nanti kalo udah dewasa" kata Otong. Otong tahu mereka berdua adalah para siswa yang sedang merayakan lulus-lulusan/coret-coretan, terlihat dari seragam putih abu-abu mereka yang penuh dengan pilox, spidol, dan warna-warna lain.
"Kalo masih SMA mah, gak beranilah gue" Kata Supri sambil berbisik-bisik ke Otong.
"Eh germo, kalo udah coret-coretan, udah lulus begini usia mereka tuh 18 tahun lebih, paham!" Jawab Otong sambil menahan kesal
"Emang ya? gue gak tau bro soalnya kan gue cuma lulus SD aja hihihii" Timpal Supri
" Ssssst! jangan berisik, udah lu terus aja rekam. Gue mau tau batas tuh laki nya sampe mana. Mulus juga tuh ceweknya ya, kontol gue udah gak sabar mau muncratin nih" Timpal lagi Otong. Supri yang tadi dibentak halus Otong, cuma bisa geleng-geleng kepala sambil terus ngerekam.
Okta kemudian mendorong halus di pria agar bersandar di dinding kayu Pos itu, kemudian dia berlutut dan membuka resleting celana abu-abu si pria, si pria pun bergegas membuka kancing dan melorotkan semua celana panjangnya. Hanya menyisakan seragam atasnya saja. Okta tahu apa yang harus dilakukan, dengan fasih dia menjilat dan mengocok batang kemaluan pria itu hingga tegang maksimal.
"oohhh, okta.. sayang terus" pria itu meracah merasakan hangatnya mulut Okta di penisnya.
"aku belum pernah diginiin sama kamu sebelumnya, ohhh,,, aku udah gak tahan" Pria itu kemudian melepaskan bibir Okta dari penisnya. Kemudian mendirikan Okta kembali ke posisi semula. Okta kemudian berbalik badan dan menungging dengan bertahan di jok motor matic sang pria.
Si Pria pun tahu apa yang selanjutnya akan terjadi, di angkatnya rok abu-abu Otka yang penuh coretan pilox, lalu meloloskan celana dalamnya, dan mengusap-usap vagina Okta dengan tangannya. Kemudian si pria menjilat vagina Okta dari belakang, Okta yang mendesah menutup mulutnya sendiri supaya tidak berisik karena mereka bercinta di sebuah Pos yang berada hampir di tengah-tengah kebon tebu.
"aku masukin ya Yang" Izin si pria ke Okta
"pake kondom ya, ada di tas aku" Okta kemudian menunjuk kesebuah tas sekolah, dan si pria dengan sigap mengorek isi tas tersebut dan mendapati ada 2 kondom rasa buah. si pria menyobek bungkusnya, dan mulai memasang ke penisnya yang tidak terlalu besar itu.
Okta kemudian berbaring telentang bersamaan dengan sang pria di atasnya, dengan perlahan penis itu mulai masuk sedikit demi sedikit, dan genjotan dimulai. Dua anak muda sedang dimaduk asmara dan nafsu sama-sama mendengus, mendesah, dan merem melek merasakan kenikmatan surga dunia.
"ini adalah kedua kalinya kamu nidurin aku, setelah bulan lalu kamu merawanin aku di villa itu" Okta membisikan kenangan 1st time sex kepada pasangannya itu
"iya sayangku Okta, maaf ya, itu karena aku sangat mencintaimu" Jawab pria itu sambil terus memompa vagina Okta dengan cepat.
Tidak terasa dengan posisi misionaris ini sudah memakan lebih dari 7 menit, mereka kemudian berganti posisi menjadi Woman On Top. Dengan posisi ini si pria leluasa memainkan payudara Okta, walau seragam putihnya tidak terlepas sempurna, namun itu yang menjadikan Okta lebih sensual. Okta yang terus bergoyang dari atas, kemudian merasakan ada sesuatu yang akan datang, ia mempercepat goyangan vagina nya ke penis itu dan ya itulah orgasme datang!. Tubuh semampainya pun bergetar hebat dan ambruk memeluk si pria, buih keringatnya membasahi seragam putih keduanya ditambah kondisi pos yang non-AC menjadikan permainan sex mereka semakin membara.
"sayang, dari belakang yuk". Okta kemudian menungging, dan dengan cepat si Pria memasukan penisnya lagi ke vagina Okta. Genjotan agak cepat pun dilakukan si pria, mengingat sudah hampir 40 menit mereka bersetubuh, rasanya inilah waktu yang tepat untuk menuntaskan. Dengan posisi doggy style ini vagina Okta kian merapat, ditambah eluhan Okta yang sangat menggairahkan.
"ooooh,, ouch.. keluarin sekarang aja yang" Minta Okta kepada si pria
" sebentar lagi sayang, ohhh... enak banget meki kamu yang" Jawab si pria sambil menggenggam rambut panjang Okta dari belakang hingga wajah Okta mendongak ke atas.
" ahhh! ambil nih peju aku...." si pria akhirnya mencapai puncaknya, dia memuncratkan sperma nya di vagina Okta dan tertampung aman di dalam kondom,
"ahhh sayang, seandainya gak pake kondom yang, pasti lebih enak" Minta si pria sambil melepas perlahan penis berkondomnya dari vagina Okta. Okta yang sudah lemas, membaringkan badannya tengkurap. Di susul oleh si pria disampingnya.
"apa kata kamu? kalo gak pake kondom? no way ya, dari awal juga aku mau ngelakuin ini sama kamu karena sayang dan ada masa depan yang harus aku jaga lho". Jawab ketus Okta.
Namun tiba-tiba
Brak!!
pintu pos 1 terbuka dengan keras, belum sempat mereka bangun. Terlihat 2 orang pria berpakaian lusuh mencoba untuk masuk ke dalam, ya mereka Otong dan Supri.
"menjaga masa depan yang gimana? masa depan ini" ujar Otong sambil memberi lihat dari jauh rekaman persetubuhan Okta dan si pria. Supri yang berdiri di samping Otong tersenyum melihat Okta yang melotot ketakutan.
Gabung dalam percakapan